Iman Kepada Qodo dan Qodar | Beriman kepada qodlo’ dan qodar, suatu ketentuan dari Allah pada zaman azali sebelum semua ini ada, kemudian keten tuan itu dijatuhkan kepada hamba-hambanya. Semua perbuatan manusia ini merupakan usaha, misal berdiri, duduk, melihat atau jatuh atau mengusahakan sesuatu dan menghasilkan sesuatu pula. Usaha semacam ini juga sudah termasuk dalam ketentuan Allah SWT, tinggal manusia ini berwenang menurut garis-garis besar yang sudah ditetapkan. Sejauh itu bukan berarti manusia berpangku tangan tanpa usaha menyerah kepada apa menurut kehendak Allah, dalam hal ini manusia diberi kebebasan berusaha yang usaha itu juga termasuk dalam qodlo dan qodar.
Kalau demikian adanya, apakah manusia ini dipaksa oleh Allah dengan ketentuan-ketentuan Allah ? Jawabannya adalah tidak. Tidak ada manusia ini yang dipaksa oleh ketentuan Allah,
sebab manusia memiliki kemaúan atau IRODAH JUZ’IYAH, dan sebagai bukti bahwa manusia di anugerahi Allah berupa akal. Dengan akal tersebut dapatlah manusia membedakan antara yang buruk dan yang terpuji, ia dapat memilih dan menghendaki untuk berbuat baik dan jelek, dan sebagai mahluk yang berakal akan memilih perbuatan-perbuatan yang baik.
Dengan demikian dapatlah perindividu membelokkan dari arah kejelekan ke arah yang lebih baik. Dan ketahuilah, bukan artinya manusia berkuasa atas kemauannya sendiri sebab kemauan
nya hanya sebagian kecil, sebagai bukti manusia hanya bisa berusaha merencanakan, menurut akalnya sudah berhasil karena rencanasudah jitu, akan tetapi pada akhirnya rencana itu bisa berhasil dan gagal. Adalah karena disebabkan kemauan manusia hanya terbatas dalam usaha saja tidak dalam ketentuan yang paling tinggi.
Hal-hal seperti ini wajib percaya atau beriman, percayalah bahwa semua ketentuan dan yang menentukan adalah Kekuasaan Allah. Boleh manusia memiliki kepercayaan diri yang tebal dalam bekerja atau keyakinan atas keherhasilannya, akan tetapi sejauh itu tetap meletakkan kepada Allah bahwa Allah yang enetapkan.
Cara meletakkan kepada Allal tidak lain dengan berdoa kepada Nya. Atau bila berbicara tentang sesuatu, misal berjanji atau akan datang besok, berucaplah “lnsya Allah’, sebab bisa jadi Allah tidak mengizinkan dengan datangnya berbagai halangan baru yang di luar rencananya. Perbuatan semacam ini juga .termasuk salah satu ia beniman kepada qodlo’ dan qodar Allah SWT. Kalau ditendang marabahaya, kekecewaan atau keberhasilan yang tertunda ia tidak seberapa duka hatinya. sebab dalam hatj yang dalam berbicara ‘Allah” sudah atas ketentuan Allah, mungkin dilain hari Allah membukakan jalan yang lebih terang dalam usaha-usaha selanjutnya. bersarna iringan doa yang lebih.merintih Allah akan membaikkan jalan, dan Allah menghendaki kegagalan itu jelas di baliknya ada faedah besar, misaI, mungkin dengan berhasilnya hari ini akanmenjadikan diri ini menjadi sombong, dan bila berhasilnya besok akan menjadikan ia lebih berjaya jiwa dan dhohirnya.
Allah Maha Kuas dan Bijaksana atas qodlo’ dan qodarnya terhadap manusia berakal dan beriman.