Khutbah Jumat Singkat - Ikhtisar Akan Menentukan Nasib Seseorang



Artinya: 
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengi kutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada din mereka sendiri”. (Ar-Ra’d 11).

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu tidak merubah nasib dirinya sendiri. Kunci permasalahannya terletak pada “Ma bianfusihim” yakni “apa yang ada pada diri mereka sediri”. Bahasa yang cepat difahami dan “Ma bianfusihim” adalah masalah-masalah internal di kalangan umat Islam. Selama umat Islam belum bisa menata masalah-masalah dininya sendiri, maka nasib Islam akan selalu tertinggal oleh umat lainnya. 

Ada dua hal yang selalu dianjurkan oleh Islam, pertama iman dan kedua amal sahalih. Mungkin kita menyangkal kalau dikatakan tidak beriman, tetapi masalahnya adalah sampai sejauh mana amal shalih yang telah kita perbuat. 

Jika amal shalih itu dikeirjakan secara individu, mungkin tidak ada masalah. Akan tetapi masalahnya menjadi besar jika amal shalih dikerjakan secara massal dan kolektif sekaligus. 

Sebagai ilustrasi kaitan amal massal dengan maksud tersirat dari “Ma bianfusihim” adalah sebuah “Snap-Shoot” dan keadaan sosial ekonomi di desa-desa.

Suatu saat datang seorang mubaligh ke suatu desa, dan dengan gencar menganjurkan orang desa supaya mendirikan Madrasah (Lembaga Pendidikan Islam). 

Dengan swadaya masyarakat berdirilah Madrasah itu. Dari tahun ke tahun Madrasah itu mengalami perkembangan, sehingga warga desa antusias terus membangun dan bangga dengan Madrasah itu. Akan tetapi kemudian masyarakat kecewa karena pada akhirnya Madrasah itu menjadi milik pribadi dan sebagai ulat untuk memperkaya diri. 

Hal ini terjadi karena lemahnya kemampuan menejemen yang mereka miliki dan kepercayaan masyarakat yang mendasarkan hanya pada nilai “Lillahi Ta’ala” semata. Ini akibat kecerobohan dan keteledoran umat Islam sendiri. Menejemen “Lillahi Ta’ala” inilah yang meracuni Lembaga-Lembaga Islam saat ini.

Dengan tidak adanya pertanggung jawaban dan kurangnya kontrol masyarakat, hampir Madrasah itu menjadi milik pribadi kepala sekolah. Masyarakatpun tidak peduli lagi dengan sekolah itu. 

Kesalahan ini tidak hanya terletak pada kepala sekolahnya saja, akan tetapi umat juga ikut bersalah sebab lepas k ontrol. Masalah timbul ketika sekolah itu akan diperluas, sebab dulu ketika sang kyai mewakafkan tanah itu tanpa surat wakaf. 

Timbullah sengketa sebab anak-cucu sang kyai membutuhkan tanah itu. Akhirnya Pengadilan memutuskan tanah Itu untuk anak-cucu sang kyai, sebab tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa tanah itu pernah diwakafkan kepada pihak sekolah. Habislah riwayat pendidikan tersebut. 

Kondisi seperti ini tidak hanya dialami oleh Lembaga Pendidikan, tetapi juga Lembaga Islam lainnya, misalnya Panti, Rumah Sakit dsb. Yang perlu kita renungkan adalah “Mengajak untuk berbuat itu lebih mudah dan pada menata dan mengelola amalan-amalan yang sudah terjadi”. 

Dakwah yang intinya mengajak kepada iman dan amal shalih, hendaknya tetap mendapatkan “Follow Up”, penataan kembali terhadap amalan-amalan yang telah dilahirkan, sebab Islam adalah agama yang menitik beratkan kepada perbuatan. 

Umat Islam kurang memperhatikan tentang “Mu’ammalah”, misalnya ikatan peijanjian kontrak kerja dsb. Padahal Al-Qur’an mencontohkan ketika Nabi Syu’aib mengadakan kontrak kei:ja dengan Nabi Musa: 


Artinya :
“Berkatalah dia (Syu’aib): “Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu “. (Al-Qashash 27). 

Dalam Hadis disebutkan, “Berilah upah buruh sebelum kering keringatnya”. Hadis ini juga menuntut kerapihan administrasi. 

Al-Qur’anjuga menuntut keterbukaan: 



Artinya  : 
“Hal orang orang yang beriman, apabila kamu berm u ‘amalah (seperti fual bell, hutang piutang, sewa menyewa dsh) tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hen( Iaklah menu liskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah rnengajarkannya, maka hendaklah Ia menulis”. (Al-Baqarah 282). 

Di dalam pembinaan pegawai, Al-Qur’an juga memberikan contoh, pegawai diberi peringatan tiga kali, kalau masih belum bisa memperbaiki kesalahannya, baru diadakan pemutusan hubungan kerja. 

Ketika Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidhir, Nabi Khidhir sudah mengatakan: 


Artinya: 
“Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku”. (Al-Kahfi 67). 

Musa menjawab: 


Artinya:
“Insya-Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan rnenentangmu dalam sesuatu urusanpun”. (Al-Kahfi 69). 

Apa yang terjadi? Karena temperamen yang tinggi itu Musa selalu menegur Nabi Khidhir sampai tiga kali, dan oleh Nabi Khddhir diperingatkan sampai tiga kali. Setelah kesalahan itu terjadi tiga kali baru dilakukan pemutusan hubungan. Sistem pengambilan keputusan juga perlu mendapat sorotan. 


Artinya  :
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu “. (Ali ‘Imran: 159). 

Marilah kita berdakwah bersama sama, saling dukung mendukung, saling kuat menguatkan bagaikan kokohnya suatu bangunan. 

Sumber : Khutbah Jum’at di Kantor Pusat BRI

Khutbah Jumat Singkat - Ikhtisar Akan Menentukan Nasib Seseorang

Demikianlah khutbah jumat yang dapat kami sampaikan. Jangan lupa SHARE kepada saudara muslim diekitar kita. Semoga bermanfaat. Sekian artikel kami tentang Khutbah Jumat Singkat - Ikhtisar Akan Menentukan Nasib Seseorang.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Ikhtisar Akan Menentukan Nasib Seseorang

  • Waktu Sholat Dhuha Dan Batas WaktunyaWaktu Sholat Dhuha Dan Batas Waktunya | Kapan waktu yang tepat untuk mengerjakan sholat dhuha ? Kapan waktu yang tidak diperbolehkan untuk sholat dhuha ? Nah pada kali i ...
  • Khutbah Jumat Anak Itu Amanah AllahKhutbah Jumat Anak Itu Amanah AllahArtinya: “Dan perintahkan kepadamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya “. (Thaha 132). Pada minggu-m ...
  • Doa Sebelum Dan Sesudah MakanDoa Sebelum Dan Sesudah Makan | Pada kesempatan kali ini saya akan menuliskan Doa Sebelum Dan Sesudah Makan . Mungkin kebanyakan orang sudah hafal dengan doa i ...
  • Khutbah Jumat : Keberuntungan Bagi Orang Yang Mengikut Petunjuk Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhifrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan ...
  • Khutbah Jumat Singkat - Status Dan Eksistensi ManusiaArtinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peruba ...