Khutbah Jumat : Peranan Doa Dalam Merubah Suratan Nasib

Khutbah JumatRasulullah pernah bersabda : Sesungguhnya doa itu bermanfaat bagi suatu yang sudah terjadi dan sesuatu yang belum terjadi. Doa bisa merubah suratan nasib dan oleh karena itu berdoalah kalian. 

Ada sesuatu yang kelihatannya sukar untuk dipahami dalam hadist ini. Pertama yaitu pernyataan Rasulullah bahwa doa itu beranfaat bukan hanya untuk sesuatu yang bakal terjadi tetapi juga sesuatu yang sudah terjadi. Sebab masa lalu itu tidak bisa di pisahkan dengan waktu sekarang. Dan waktu sekarang bersambung dengan waktu yang akan datang. Dengan kata lain masa lalu dan masa yang akan datang merupakan satu alur. Adapun peristiwa lalu juga membutuhkan do’a seperti dicontohkan seminggu yang lalu kita menerima sejumlah uang dan uang itu masih ada pada kita, semua orang menginginkan agar uang yang kita miliki atau apapun yang kita miliki agar bermanfaat bagi kehidupan kita. Oleh karena itu kita perlu berdo’a agar apa yang sudali kita miliki akan selalu membawa manfaat bagi kehidupan kita. 


Bagaimana Nabi Sulaiman, dia seorang nabi yang hidupnya selalu senang, dia lahir sebagai putera mahkota karena ayahnya adalah seorang raja dan juga seorang nabi, yaitu Nabi Daud. Sebagai seorang putera mahkota dia mewarisi kerajaan ketika ayahnya meninggal dunia. Nabi Sulaiman menjadi raja sekaligus sebagai Nabi dan Rasul Allah. Bahkan yang diceritakan dalam Al-Qur ‘an bahwa Allah menganugerahkan kenikmatan yang lain, yaitu Nabi Sulaiman dapat memanggil awan, angin dan juga dianugerahi bala tentara bukan hanya manusia tetapi juga jin, sehingga suatu ketika negeri itu mengalami kemarau panjang, sangat ajaib hanya dalam satu malam suatu bendungan raksasa dapat diselesaikan, sehingga rakyat mendapatkan kemakmuran. 

Begitu senangnya Sulaiman, tetapi Nabi Sulaiman selalu berdo’a, karena betapapun senangnya manusia dia adalah lemah. Justru karena lemahnya kadang-kadang kenikmatan yang dianugerahkan akan menjadi sumber malapetaka. 

Untuk mensyukuri kenikmatan dibutuhkan kekuatan yaitu kekuatan iman. Sangat berbahaya bila orang bergelimang dengan kenikmatan tapi imannya lemah. Maka kenikmatan itu akan menjadi sumber malapetaka bagi dirinya. 

Banyak contoh semakin banyak kenikmatan bukan semakin dekat kepada Allah, taat beribadah, tetapi justru makin banyak kedurhakaan, perbuatan ma’siyat yang dia laksana kan. Do’a itu dibutuhkan bukan hanya orang yang sengsara tetapi orang yang bergelimang dengan kenikmatan semakin membutuhkan do’a, agar kenikmatan itu mengantarkan kepada kehidupan yang bahagia di dunia, di alam kubur dan lebih-lebih di akhirat kelak. 

Kedua, do’a itu (kata Rasulullah) juga bisa merubah suratan nasib. Yang dimaksud suratan nasib adalah suatu suratan yang belum menjadi takdir atau sesuatu yang belum menjadi keputusan final Allah. 

Prof. Dr. Mutawalli Asy-Sya’rawi, guru besar King Abdul Aziz University memberikan suatu contoh: Suatu nasib itu dituliskan oleh malaikat atas perintali Allah pada saat manusia dalam bentuk janin dan untuk pertama kali di hidupkan karena diberi ruh. Menurut ilmu kedokteran janin yang berumur antara 120 atau 130 harijanin itu sudah mempunyai ruh, hidup dan punya gerak yang nyata. Saat itulah malaikat menuliskan suratan nasib. Salah satu suratan nasib (kata Prof. Dr. Mutawalli) boleh jadi janin itu entah karena proses apa menjadi janin yang tidak sehat atau janin yang invalit (rusak), sehingga andaikata janin itu terus berkembang dan lahir akan menjadi bayi yang cacat. 

Tetapi rupanya orang tuanya (ibu bapaknya) janin itu selalu berdo’a kepada Allah agar anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Anak yang kemudian menjadi orang yang taat kepada Allah, berbakti kepada orang tua, berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama. 

Sedemikian seriusnya kedua orang tuanya itu berdo’a, sehingga suratan nasib yang takdinya berbunyi bahwa janin itu bila berkembang dan lahir akan menj adj cacat, tetapi akhirnya berubah menjadi bayi yang sehat, karena do’anya dikabulkan oleh Allah. 

Banyak rahasia yang terkandung dalam do’a, yang pada hakekatnya menunjukkan bahwa sehebat apapun manusia di hadapan Allah adalah lemah, dan oleh karena itu manusia mutlak perlu berdo’a memohon kepada Allah, sebab manusia tidak pernah berhasil menentukan nasib dirinya sendiri. 

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: Seorang muslim di muka bumi ini berdo’a kepada Allah alcan hajat yang dihadapinya, pastilah Allah alcan mengabulkan do’a itu, atau dengan catatan do’a itu tidak dikabulkan tetapi orang itu dijauhkan dan malapetaka yang akan menimpanya. 

Suatu contoh, seorang yang memohon kepada Allah uang satu juta. Tidak dikabulkan permohonan itu tetapi dia diselamatkan dan kecelakaan yang akan membutuhkan biaya tiga juta rupiah. Kalau kita tahu pasti kita akan lebih bersyukur diselamatkan daripada dikabulkan permohonan kita. 

Sering kita mengeluh, padahal Allah sebelumnya sudah memberikan yang lebih dan apa yang kita minta. Kadang kadang kita seperti anak kecil, ketika kehilangan uang seribu rupiah dia menangis, tapi ketika diganti uang yang hilang itu dia tetap menangis, karena seandainya uang itu tidak hilang anak kecil itu mengantongi uang dua ribu rupiah. 

Kita harus selalu membutuhkan Allah dan mensyukurinikmat, baik yang tahu ataupun yang tidak tahu. Sebab tidak mustahil di belakang karunia Allah itu ada kenilcmatan yang jauh lebih besar. 

Shalat yang lima waktu intinya adalah do’a. Do’a itu merupakan cermin bahwa di hadapan Allah kita lemah.Sebagaimana kita ikrarkan “Iyyaka na’budu wa iyyaka nas ta’iin”, hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat : Peranan Doa Dalam Merubah Suratan Nasib