Khutbah Jumat - Benih Benih Keimanan Yang Kokoh


Artinya : 
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya : Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan A ku”. (Al Anbiyaa’ ayat 25). 

Umat Islam dituntut untuk selalu merenung dan memandang ke dalam terhadap derita yang diterima dan di alami. Terlihat kepedthan dua puluh tujuh juta Saudara sesama muslim masih hidup di bawah garis kemiskinan di negeri kita ini. 

Belum lagi dengan munculnya berbagai malapetaka dan musibah baik akibat ulah manusia maupun karena bencana alam, yang mengharuskan kita untuk mengendalikan nafsu bersenang-senang dan berhura-hura sebagai rasa simpati kepada mereka yang dipeluk nasib tidak beruntung. 

Namun kita harus bangga, sebab di dalam celah-celah kepedihan itu ternyata saudara-saudara kita yang menderita masih tetap kokoh dalam aqidah dan keimanan mereka. Terbukti, sampai detik ini tidak ada seorangpun muslim Bosnia yang murtad dan agamanya, walaupun mereka mendapatkan gempuran yang bertubi-tubi dengan duka cita dan malapetaka. 

Bahkan telah muncul benih-benih keimanan yang semakin lama sernakin rimbun. Misalnya di bekas negara-negara Uni Soviet ditemui seorang pemuda bernama Orim baihakimov yang berkebangsaan Tasken yang selama dua generasi tidak pemah mengenal agama, bahkan dipenuhi dengan kebencian terhadap Tuhan, mengaku terus terang bahwa sekarang dia sudah berani masuk masjid. 

Di Warsawa, ibu kota Polandia, ada sebuah masjid yang kini semakin lama semakin dijejali jamaah, walaupun cara ibadah mereka masih berbeda dengan cara ibadah kita, karena terpisah beberapa tahun dan Islam yang benar. Mereka mengerjakan shalat lima waktu seluruhnya dibaca dengan suara keras. Lalu di kota tempat kelahiran organisasi solidaritas, juga ditemukan sebuah Mushallah yang semakin lama semakin dijubeli jamaah. anehnya mereka mengerjakan shalat lima waktu semuanya dikerjakan empat raka’at. 

Ada seorang pramugari bernama Aminova Gurnora, dia dengan bangga mengaku muslimat. Ketika ditanya, dan nama apa Aminova itu diambil, dia menggelengkan kepala. Padahal Aminova berasal dan Aminah. Ditanya lagi, tahu kah anda Aminah, dia juga menggelengkan kepala. Pada hal Aminah adalah ibunda Muhammad. Ditanya juga tahukah anda siapa Muhammad, baru dia menjawab, saya tahu Muhammad adalah nama kakek saya. Dia tidak tahu bahwa Muhammad adalah seorang Nabi Akhir zaman. 

Ada lagi seorang pemuda di Moskow yang juga mengaku muslim, ketika diajak shalat dia menolak, tetapi dia tetap berkeras diri dengan keislamannya. Ketika ditanya, apakah anda ber-Tuhan, dia menjawab, saya ber-Tuhan, dan Tuhan saya adalah fikiran saya, karena fikiran saya, karena fikiran saya Islam, maka saya Muslim. 

Biarkan benih-benih keimanan seperti itu bertaburan, dan mereka tetap muslim apa adanya, tetapi keislaman semacam itu tidak akan terhapus sama sekali. Merupakan kewajiban bagi kita untuk mengembangkan dan menyuburkan benih itu. Dengan tegas Allah menyata kan dalam surat Ibrahim ayat 24.


Artinya: 
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit “. 

Ada tiga anak yatim, ketiga ibunya janda. Ibu mereka rajin mengaji, dan anaknya sekolah di madrasah. Mereka tergolong anak yang pandai. Selama tiga tahun biaya sekolah mereka ditanggung oleh sebuah yayasan agama lain. Mula-mula tanpa syarat, tetapi ketika mau melanjutkan ke SMA, mereka tetap akan mendapatkan beasiswa dengan syarat mereka harus mempelajari kitab suci yang berbeda. 

Mereka datang mengadu karena kebimbangan dan keraguannya. Ketika kami beri saran agar berhenti untuk menda patkan bea siswa, mereka bertanya, lalu dan mana kami mendapatkan biaya sekolah anak saya. Iman mereka tidak mati, tetapi kadang-kadang kondisi jasmani membuat mereka paling tidak menyembunyikan iman mereka. 

Al-hamdulillah dengan bantuan para aghniya’ (orang kaya) mereka tetap bisa meneruskan sekolahnya tanpa harus mengorbankan aqidah dan imannya. Ternyata hati para aghniya’ (hartawan) kita sebetulnya terbuka untuk menolong sesama, hanya kadang-kadang mereka tidak tahu harus kemana memberikan sedekah dan bantuan itu.

Dalam kondisi seperti itu, para fuqara dan masakin (fakir-miskin) tetap mempertahankan iman mereka. Tetapi Nabi pernah bersabda bahwa kemiskinan akan membawa kepada kekufuran. Kalau mereka kufur karena tidak mendapatkan uluran tangan-tangan kita, maka kitalah yang berdosa. Oleh karena itu Nabi mengajarkan bahwa agama tidak cukup hanya untuk berhubungan dengan Tuhan, tetapi juga untuk menjalin kebersamaan sesama manusia. Agama adalah untuk manusia, Tuhan memberilcan segala karunianya kepada kita. Bukan kita merupakan karunia yang harus dikorbankan untuk Tuhan dan untuk agama. 

Oleh karena itu Nabi pernah mengingatkan bahwa suatu saat nanti akan muncul orang-orang yang dapat menyulap dunia dengan agama. Mereka berpakaian seperti orang yang bertakwa, lidah mereka lebih manis dan madu, tetapi hati mereka lebih buas dan serigala. 

Di hadis lain Nabi bersabda: “Kokohnya dunia ini karena empat perkara, pertama dengan ilmu cendekiawan, kedua dengan kedermawanan orang-orang kaya, ketiga dengan do’a fakir-miskin dan keempat dengan keadilan para pemimpin. Kalau tidak ada ilmu cendekiawan, orang bodoh akan binasa, kalau tidak ada do’a fakir-miskin, orang kaya akan binasa dan kalau tidak ada keadilan para pemimpin, masyarakat akan menerkam sebagian yang lain seperti serigala menerkam kambing”. 

Jangan menampilkan citra Islam hanya pada pakaian dan nama, tetapi tampilkan citra Islam pada sikap dan perilaku sehari-hari. Dalam Islam tidak ada kerahiban, tidak ada kyai, tidak ada ustad, tetapi kita sama rata di hadapan Allah, yang paling tinggi derajatnya adalah mereka yang paling bertaqwa.

Khutbah Jumat - Benih Benih Keimanan Yang Kokoh

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat - Benih Benih Keimanan Yang Kokoh