Khutbah Jumat Singkat - Iman Yang Dikagumi Oleh Rasulullah


Artinya: 
“Sesungguhnya Kami menghidupkan oran-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh)”. (Yasin 12). 

Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia 

Al-hamdulihlah Allah masih memberikan kesempatan untuk menambah amal shalih kepada kita sebagai bekal yang akan kita bawa ke alam yang abadi (baqa’) tempat yang sebenarnya. 

Iman dan Islam merupakan nikmat yang paling besar di antara nikmat-nikmat lainnya. Suatu nikmat yang tidak bisa dibuat-buat dan tidak bisa dipelajari, sebab nikmat iman dan Islam hanya pemberian, taufiq dan hidayah Allah semata, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an : 


Artinya : 
“Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah”. (Yunus 100). 

Meskipun pengetahuan tentang keislamannya tinggi kalau Allah belum mengizinkan seseorang beriman, maka tidak akan beriman. Banyak seseorang yang mengetahui dan mempelajari Islam serta mengerti isi Al-Qur’an, tetapi karena Allah tidak memberi izin, merekapun tidak beriman. Yang menjadi pertanyaan adalah “Iman siapakah yang dikagumi oleh Rasulullah SAW”. 

Jamaah Shalat Jum’at yang berbahagia 

Rasulullah pernah menanyakan kepada para sahabatnya: “Siapakah orang mukmin yang paling dikagumi imannya”. (Ayl-mukmin a’jabu imanan). Para sahabat menjawab: “Al-malaikah”, (para malaikat) lah yang paling dikagumi imannya, sebab para malaikat paling murni imannya. 

Kemudian, Rasulullah mengatakan: “Iima-laa yukminun ‘indallah”. Kenapa mereka tidak beriman, sedang mereka di sisi Allah. Artinya, wajar kalau malaikat beriman, sebab malaikat di sisi Allah. Kemudian, para sahabat kembali menjawab: “Fal-anbiya”, yaitu para nabi. 

Rasulullah kembali mengatakan: “Lima-laa yukminuun wal-wahyu unzila ‘alaihim”. Kenapa para Nabi tidak beriman, sedang wahyu diturunkan kepadanya. Artinya, tidak aneh kalau para Nabi itu beriman sebab para Nabi mendapatkan wahyu dan Allah. 

Kembali para sahabat menjawab: “Fa-nahnu”, kami-lah mukmin yang paling dikagumi imannya, sebab kami adalah sahabatmu ya Rasul. 

Rasulullah juga mengatakan: “Lima-laa tukminuun Wa ana baina azhhurikum”. Kenapa engau tidak beriman, sedang aku di hadapanmu. Suatu kewajaran kalau para sahabat itu beriman, sebab Nabi selalu bersamanya, melihat Nabi secara langsung, menyaksikan mukjizatnya, dan memahami kandungan isi Al-Qur’an, sehingga iman mereka tidak dianggap mengagumkan. 

Akhirnya Rasulullah menjawab: “A’jabul-mukmin imanan qauman yajiuuna ba’dahum ‘fainnahum laa-yajuduna illaa suhufan yukminuuna bima fiiha”. 

Orang mukmin yang dikagumi inmannya adalah suatu kaum yang datang sesudah mereka (sahabat), mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali Al-Qur’an dan mereka beriman apa yang ada di dalam Al-Qur’an. 

Dengan demikian, bukan malaikat, bukan para Nabi dan Rasul dan bukan para sahabat yang langsung melihat Nabi, mukjizatnya dan kehebatan-kehebatan lainnya yang termasuk dalam kategori dikagumi imannya, melainkan umat yang lahir setelah itu, yang tidak pemah melihat Nabi, mukjizatnya serta kehebatan-kehebatan lainnya termasuk kita yang hidup di zaman sekarang ini. 

Dengan melihat Nabi Muhammad akan mendatangkan kecintaan kepadanya, sebab Nabi Muhammad adalah manusia yang paling tampan dan rupawan serta paling luhur budi pekertinya. “Ahsamannaasi khalqan wakhluqan”. 

Tidak ada manusia yang melebihi kegantengan dan keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW yang sifat-sifatnya tercantum di dalam Sunah (Hadis) Rasul. Oleh karena itu tidak mengherankan kalau para sahabat Rasul itu beriman. Akan tetapi suatu yang luar biasa dan sangat mengherankan jika orang-orang sesudahnya, apalagi kita yang lahir empat belas abad setelah beliau, daerahnya juga jauh dan beliau, bahasanya juga berbeda jauh dan bahasa beliau, hanya dengan informasi Al-Qur’an dan Sunah (Hadis) Rasul yang disampaikan para ‘Ulama kita beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Kadang-kadang kita tidak mengerti AlQur’an, tetapi kita tidak pemah bosan mendengar dan membaca Al Qur’an, minimal tujuh belas kali dalam sehari semalam kita membacanya, yakni membaca surat Al-Fatihah yang harus kita baca ketika kita melaksanakan shalat wajib (fardu). 

Mengapa kita tidak bosan, mengapa kita percaya bahwa Al-Qur’an itu wahyu Allah, sebab kita mendapatkan izin dari petunjuk dan Allah SWT. Walaupun demikian masih ada orang Islam yang mengatakan bahwa ada sebagian ayat yang sudah tidak relevan, misalnya tentang pembagian warisan, bahwa laki-laki mendapatkan bagian dua kali lipat dan bagian anak perempuan “Lidzdzakari mislu hadhdhil unsayain”. 

Mereka beralasan bahwa wanita sekarang sudah berpartisipasi terhadap pekerjaan laki-laki. Alasan mereka adalah tidak benar, sebab warisan bukan dari harta hasil pekenjaan, tetapi peninggalan orang tua. Dan perlu diketahui bahwa wanita dalam hukum Islam tidak berkewajiban memberikan nafaqah terhadap anak dan suaminya, tetapi laki-laki berkewajiban memberikan nafaqah kepada istni dan anak-anaknya, oleh karena itu pantas kalau laki-laki mendapatkan dua kali lipat dan perempuan. 

Agar kita mampu melaksanakan ajaran agama dengan sempurna, maka mutlak agama harus dipelajani, terutama terhadap anak cucu kita berikan kepadanya didikan agama (Islam), sebab kalau anak tidak dibenikan didikan Islam, maka dia akan menjadi penghalang orang tuanya masuk syurga. Oleh karena itu Al-Qur’an memenintahkan 


Artinya: 
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakat Allah terhadap apa yang diperintahkan-NYA kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (At-Tahriim: 16). 

Sahabat Ibnu ‘abbas mengatakan: “‘Allimuhuni umura dinihim”, ajarkan mereka urusan agama mereka. Inilah salah cara agar terbebas dari api neraka. 

Sumber : Khutbah Jumat pada tanggal 1 Oktober 1993 di Kantor Pusat BRI.

Khutbah Jumat Singkat - Iman Yang Dikagumi Oleh Rasulullah

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Iman Yang Dikagumi Oleh Rasulullah