“Dan orang-orang yang berkata: “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang orang yang bertaqwa “. (Al-Furqan 74).
Nabi pernah bersabda bahwa ada empat sumber kebahagiaan manusia, yaitu: Pertama memiliki istri yang shalihah. Kedua, memiliki anak yang shalih. Ketiga, mempunyai teman sepergaulan yang saling harga menghargai dan hormat menghomiati, dan keempat, mempunyai sumber mata pencaharian dan dalam negerinya sendiri.
Di dalam konsep Islam, anak keturunan memegang po sisi kunci. Orang tua benjuang slang malam membanting tulang bukan untuk din sendiri akan tetapi nntuk kebahagiaan masa depan anak yang merupakan buah jantung orang tua. Oleh karena itu tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa anak adalah merupakan investasi orang tua dunia dan akhirat. Karena antara anak dan orang tua akan selalu ber hubungan walau di akhirat nanti.
Kultum Ramadhan - Anak Yang Sholeh Merupakan Sumber Kebahagiaan
Hadis Nabi mengatakan bahwa apabila seseorang anak Adam itu meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu: Shadaqah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh yang mendo’akan orang tuanya.
Banyak orang yang dipermalukan oleh tingkah laku anaknya dan banyak pula orang tua yang mendapat pujian pujian karena perbuatan anaknya. Jadi tingkah laku seorang anak senantiasa membawa nama orang tua. Oleh karena itu hendaklah kita berdo’a memohon kepada Allah agar anak keturunan kita menjadi anak yang baik sesuai dengan surat Al-Furqan ayat 74 di atas.
Kemudian bagaimana cara membentuk anak yang baik, taat terhadap perintah dan larangan Allah dan berbakti kepada orang tua. Karena anak adalah merupakan hasil produk kasih sayang, maka dia akan menjadi baik kalau kita persiapkan iklim yang baik. Dan tidak jarang anak menjadi korban kesibukan orang tua sehingga dia tidak mendapatkan kebahagiaan, kasih dan sayang dan orang tuanya yang akhirnya berakibat pada terjerumusnya anak kejurang kesesatan. Ada beberapa cara untuk membentuk anak yang balk, yaitu:
Pertama, menurut konsep Islam, ketika bertemunya ovum dan sperma dan proses hubungan kasih sayang antara suami dan istri itu dipentemukan dengan do’a, yakni setiap hubungan badan antara suami dan istri hendaknya diwarnai dengan do’a “Wahai Tuhan kami jauhkanlah kami berdua dan godaan syaithan. Kalau Engkau berikan amanah kepada kami hindarkanlah anak-anak kami dan godaan syaithan”.
Kedua, begitu istri hamil, calon ayah dan calon ibu harus banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Al-Qur’an, balk surat Yusuf ataupun surat-surat lainnya. Juga tetap dibarengi dngan selalu berdo’a agar di jauhkan dari godaan syaithan. Sebagai suami agar tetap menunjukkan kasih sayangnya mengikuti semakin besamya kehamilan istri.
Ketiga, begitu anak kita lahir, setelah dibersihkan, maka adzankanlah di telinga kanan dan iqomatkan di telinga kiri si anak dan kalau si ayah tidak bisa melaksanakan sendiri, maka wakilkanlah kepada orang lain, sebab Nabi menganjurkan “Barang siapa yang anaknya lahir, maka adzankanlah di telinga kanannya dan iqomatkan di telinga kirinya, maka Allah akan memelihara anak tersebut dan godaan syaithan”.
Keempat, berikanlah seorang anak sebuah nama yang mengandung do’a yang balk. Jangan kita mengikuti tradisi di zaman modem ini memberi nama anak yang kita sendiri tidak mengetahui maksudnya. Nabi menganjurkan agar nama anak itu mengandung do’a, karena dengan nama itu dia akan terpanggil sesuai dengan do’a yang terkandung dalam nama tersebut.
Kelima, berikanlah kepada anak pendidikan agama juga pendidikan umum, sehingga akan terjadi keseimbangan hidup. Sebentar lagi anak-anak kita akan memasuki jenjang pendidikan. lngatkanlah kepada mereka bahwa tidak ada halangan untuk mengejar ilmu pengetahuan setinggi langit, akan tetapi jangan sampai lepas dan kendali agama, karena agama akan menyelamatkan kita dan bahaya.
Keenam, berikanlah suri tauladan kepada anak-anak kita suatu iklim agama dalam keluarga. Jangan hanya memenintah kepada anak sedangkan kita sendiri tidak melaksanakannya. Kalau kita menyuruh anak kita untuk shalat, hendaknya kita juga melaksanakan shalat.
Ketujuh, hindarkan anak dan pengaruh lingkungan yang negatif. ¡ni merupakan pekenjaan berat, karena kita sekarang ini berada dalam era globailsasi, kalau anak kita tidak kita berikan, bekal untuk menangkal atau menfilter arus globalisasi itu dia akan terpengaruh dan terbawa hanyut dalam arus tersebut.
Kedelapan, anak harus selalu disiapkan dirinya untuk sehat, baik sehat jasmaniah (fisik) maupun sehat rohaniah (batin). Antara jasmani dan rohani harus seimbang kesehatannya. Untuk mewujudkan sehat jasmani dan rohani, kita harus menciptakan iklim yang harmonis di dalam kehidupan rumah tangga.
Inilah fase-fase pembentukan anak yang shalih ataupun shalihah yang menjadi dambaan setiap orang tua. Oleh karena itu di dalam menyongsong han anak nasional ini hendaknya kita mengingat terhadap anak-anak kita, apakah mereka sudah dipersiapkan menjadi anak yang shalih yang nantinya akan mendo’akan kita. Jangan hanya dengan menyewa ustad atau kiyai untuk mendo’akan orang tua.
Banyak terjadi kasus, ketika orang tuanya meninggal dunia, anaknya cukup duduk-duduk menyaksikan orang orang yang mendo’akan orang tuanya. Ketika ditanya kenapa tidak ikut membaca Al Qur’an, tahlil dan mendo’akannya. Dia menjawab cukup ustad yang membaca Al-Qur’an dan mendo’akannya. Padahal do’a anak adalah do’a yang paling utama untuk orang tuanya yang telah meninggal dunia.
Ceramah Ramadhan - Anak Yang Sholeh Merupakan Sumber Kebahagiaan
kultum ramadhan, kumpulan kultum ramadhan, contoh kultum ramadhan, ringkasan kultum ramadhan, kultum bulan ramadhan, kultum singkat ramadhan, kultum puasa ramadhan, bahan kultum ramadhan, kultum tentang ramadhan, naskah kultum ramadhan, kultum di bulan ramadhan, teks kultum ramadhan, kumpulan kultum bulan ramadhan, kultum akhir ramadhan, kultum ramadhan , download kultum ramadhan,