Khutbah Jumat Singkat - Kelbihan Manusia Daripada Makhluk Lain

Khutbah Jumat Singkat - Kelbihan Manusia Daripada Makhluk Lain



Artinya: 

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “. (At-Tin ayat 4). 

Tujuan hidup manusia adalah untuk mendapatkan kebahagiaan, baik kebahagiaan temporer dunia ini dan kebahagiaan abadi di akhirat nanti. 

Manusia mempunyai kelebihan-kelebihan di samping kekurangan-kekurangannya. Ketika manusia telah mencapai puncak kepandaian dan status sosialnya, ketika itu pula akan terlihat kekurangan dan kelemahannya. Allah menciptakan manusia dilebihkan dan pada ciptaan-ciptaan Allah yang lainnya, sebagaimana firman-Nya dalam surat At-Tin di atas. 

Kelebihan-kelebihan manusia itu tidak hanya diukur menurut postur tubuh (fisik) manusia saja, akan tetapi kelebihan-kelebihan manusia itu dimaksudkan pemberian Allah kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk makhluk lainnya. 

Misalnya Malaikat, makhluk Allah yang diberikan akal tetapi tidak dilengkapi dengan hawa nafsu, sehingga amal perbuatan Malaikat tidak mengalami peningkatan dan penurunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keimanan Malaikat itu stabil. 

Dengan tidak dilengkapinya hawa nafsu pada Malaikat, maka tidak ada kompetisi dalam kehidupan Malaikat. 

Malaikat Jibril misalnya, tidak pemahmenyimpang dan job yang telah Allah berikan yakni menyampaikan wahyu Allah. 

Demikian juga Malaikat Malik yang dïberi tugas menjaga Neraka, tidak pernah iri terhadap tugas yang diberikan oleh Allah kepada Malaikat Ridwan di Syurga. Dengan tidak dikaruniakan hawa nafsu kepada Malaikat, maka pada diri Malaikat tidak ada peningkatan dan penurunan iman dan amal perbuatan. 

Sebaliknya Allah menciptakan hewan tidak dilengkapi dengan akal, tetapi hanya dibekali dengan hawa nafsu. Sehingga semua perbuatannya berdasarkan insting kehewanannya. 

Oleh karena hewan hanya dibekali hawa nafsu, maka dorongan nafsulah yang menguasai dirinya, sehingga hewan tidak kenal peraturan dan undang-undang, asal ada kemauan hewanpun memenuhi kemauannya tanpa memperdulikan norma norma yang ada. 

Manusia yang tidak mengenal undang-undang, tidak perduli dengan peraturan dan hukum Allah, maka dia bukan manusia, tetapi termasuk dalam kategori hewan, karena manusia di samping dibekali akal juga dibekali hawa nafsu. Dua unsur (akal dan nafsu) inilah yang melebihkan derajat manusia dan pada makhluk-makhluk lainnya. Akan tetapi hanya akal fikiran yang diwarnai iman dan Islam yang mampu mengontrol sebelum manusia berbuat. 

“Al-aqlu nurun bihi bainal haqqi wal-bathil”, akal yang membedakan antara yang mendatangkan manfaat dan perbuatan yang mendatangkan kerugian. Sedangkan hawa nafsu berfungsi meningkatkan amal perbuatan, dan tentunya sebagai seorang muslim harus mempunyai prinsip bahwa setiap peningkatan perbuatan selalu mengarah terhadap perbuatan yang positif dan mendapat ridha Allah SWT. 

Oleh karena itu pada hakekatnya manusia itu mempunyai kecenderungan untuk senantiasa berbuat baik. Dalam hadis qudsi Allah menjelaskan “Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia condong untuk berbuat baik, tetapi datang syaitan menggoda dan menyesatkan mereka dan agama yang mereka anut”. 

Begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, oleh karena itu sebagai perwujudan rasa syukur dan peningkatan nilai-nilai keimanan, hendaknya selalu memperbanyak amal shalih. Dalam surat Al-Hajj ayat 50 dijelaskan : 


Artinya :
“Maka orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia “. 

Orang yang beriman dan beramal shalih akan memperoleh ampunan dan rezki dan Allah SWT. Manusia adalah makhluk Allah tidak terlepas dan salah dan dosa. Sebagai seorang muslim tidak perlu takut salah, 

tetapi sebaik-baik seorang muslim ketika dia bersalah cepat menyadari kesalahannya. Jika kesalahan dan dosa itu kepada Allah, dia cepat bertaubat, dan jika bersalah terhadap sesama manusia, diapun cepat minta maaf atas kesalahannya. 

Rezki yang mulia yang akan diberikan oieh Allah adalah rezki yang halal dan bersih, yakni rezki yang bersih dari syubhat dan yang haram. Rezki Allah adalah segala sesuatu yang kita terima dalam kehidupan ini. Rezki Allah tidak bisa dikalkulasi secam matematis, sebab rezki itu masalah ghaib. 

Rezkj Allah bukan lagi urusan bisnis antara sesama manusia yang bisa diperkirakan, sebab rezki Allah sudah diatur. 

Akan tetapi untuk memperoleh rezki itu tentunya dibarengi dengan ikhtiar (usaha), dan setelah berusaha barn kita tawakkal (berserah diri) kepada Allah Oleh karena itu kunci sukses hidup mi adalah selalu ingat kepada Dzat yang mempunyai rezki yakni Allah SWT dengan cara semakin mendekatkan din kepada-Nya. 

Dekatnya diri hamba kepada Allah akan memudahkan segala problema hidup termasuk permasalahan rizki. Sebagai seorang muslim ditengah-tengah kesibukannya hendaknya senantiasa mengingat Allah melalui shalat. Allah mengingatkan dalam surat Al-Baqarah ayat 153 : 


Artinya : 
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-o rang yang sabar. " 

Khutbah Jumat Singkat - Kelbihan Manusia Daripada Makhluk Lain

Demikianlah khutbah jumat yang dapat kami sampaikan. Semoga bermanfaat. Mohon untuk dikoreksi apabila ada kesalahan. Sekian Khutbah Jumat Singkat - Kelbihan Manusia Daripada Makhluk Lain.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Khutbah Jumat Singkat - Kelbihan Manusia Daripada Makhluk Lain